TUGAS
2
KESALAHAN BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI
Kaidah atau aturan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia
sebenarnya sudah banyak dibcarakan dalam buku-buku tata bahasa. Dalam
pengajaran bahasa di sekolah pun tata cara pembentukan kata sudah diajarkan.
Meskipun demikian, hal itu tidak berarti semua bentukan kata dalam bahasa
Indonesia telah dilakukan melalui proses yang benar sesuai dengan kaidah yang
berlaku. Dalam kenyataan berbahasa, masih sering kita sampai bentukan kata yang
menyimpang dari kaidah.
Baik ragam tulis maupun ragam lisan dapat terjadi kesalahan
berbahasa dalam pembentukan kata atau tataran morfologi.kesalahan berbahasa
tataran morfologi disebabkan oleh berbagai hal. Klasifikasi kesalahan berbahasa
dalam tataran morfologi antara lain: (a) penghilangan afiks, (b) bunyi yang
seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan, (c) peluluhan bunyi yang seharusnya
tidak luluh, (d) penggantian morf, (e) penyingkatan morf mem-, men-, meng-,
meny-, dan menge-, (f) pemakian afiks yang tidak tepat, (g)
penentuan bentuk dasar yang tidak tepat, (h)penempatan afiks yang tidak tepat
pada gabungan kata, dan (i) pengulangan kata majemuk yang tidak tepat.
ANALISIS
KESALAHAN BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI PADA MAJALAH STORY Edisi 6/Th.1/25
Desember 2009-24 Januari 2010.
1.
Bentuk
Tidak baku : “Tapi kan seharusnya aku neraktir
kamu”. (hal 8)
Salah satu morfem terikat pembentuk verba yang sangat produktif
dalam bahasa Indonesia adalah prefiks meng-. Alomorf prefiks meng- adalah me-, mem-, men-, meng-, menye-, dan
menge-. Mungkin karena pengaruh bahasa daerah, pemakai bahasa sering
menyingkat morf mem-, men-, menge-, meny-, dan menge-, menjadi m-,
n-, ng-, ny, dan nge-. Penyingkatan tersebut adalah ragam lisan dan
ragam tulis menghasilkan pemakai bentuk kata yang salah.
Terjadi penyingkatan morf men-, pada kata “neraktir”,
seharusnya kata tersebut dituliskan secara lengkap,yaitu dengan tidak
menyingkat morf dari men-, jadi morf-morf tersebut tidak perlu
disingkat.
Depdiknas (2008:1483) kata neraktir berasal dari kata trak.tir
v mentraktir; atau men.trak.tir v membelikan (membayar)
makanan dan minuman (di rumah makan dsb) untuk orang lain: dng uang pribadi
ia~ rombongannya.
Bentuk yang dicetak miring diatas seharusnya dituliskan secara
lengkap, yaitu dengan tidak menyingkat alomorf dari men-, atau dengan
kata lain morf-morf tersebut tidak perlu di singkat. Bentuk yang betul adalah mentraktir.
Perbaikan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku :”Tapi kan seharusnya aku mentraktir
kamu”.
2.
Bentuk
Tidak baku : ”Heh, Ta. Lu ngapain ngelamun
mulu?”. (hal 90)
Salah satu morfem terikat pembentuk verba yang sangat produktif
dalam bahasa Indonesia adalah prefiks meng-. Alomorf prefiks meng- adalah me-, mem-, men-, meng-, menye-, dan
menge-. Mungkin karena pengaruh bahasa daerah, pemakai bahasa sering
menyingkat morf mem-, men-, menge-, meny-, dan menge-, menjadi m-,
n-, ng-, ny, dan nge-. Penyingkatan tersebut adalah ragam lisan dan
ragam tulis menghasilkan pemakai bentuk kata yang salah.
Terjadi penyingkatan morf men-,
pada kata “ngelamun” , seharusnya kata tersebut dituliskan secara lengkap, yaitu
dengan tidak menyingkat morf dari men-, jadi morf-morf tersebut tidak
perlu disingkat.
Depdiknas (2008:781) kata ngelamun berasal dari kata dasar 1la.mun,
me.la.mun v termenung sambil pikiran melayang kemana-mana; me.la.mun.kan
v mengangan-angankan; mengkhayalkan; memikirkan; la.mun.an n angan-angan
yang bukan-bukan; khayalan; fantasi; pe.la.mun n orang yang suka
melamun. 2la.mun ark p 1 tetapi; namun: biarpun
sukar,- tugas itu harus diselesaikan juga; 2 biarpun; meskipun: angin
ribut melanda perahu kami,- demikian kami masih dapat selamat; 3
asal(kan); jikalau: ia hendak datang menghadap,-- Tuanku panggil akan dia. 3la.mun
Mk v, me.la.mun v 1 menumpukkan (melonggokkan)
tidak beraturan: ~ barang bekas di gudang; 2
menggenangi; meliputi (spt air menutupi karang); di.la.mun v 1
digenangi; diliputi (spt karang tertutup air): bersama-sama tenggelam ~ ombak dan gelombang; 2 ki dirundung; diliputi (bencana, kesenangan, dsb): ia ~ bencana; ia ~ kebahagian hidup; payah-payah ~ ombak, tercapai juga tanah tepi, pb setelah beberapa lama menanggung susah, akhirnya tercapai juga
cita-citanya.
Bentuk yang dicetak miring diatas seharusnya dituliskan secara
lengkap, yaitu dengan tidak menyingkat alomorf dari me-, atau dengan
kata lain morf-morf tersebut tidak perlu di singkat. Bentuk yang betul adalah melamun.
Perbaikan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku :” Heh, Ta. Lu ngapain melamun mulu?”.
3.
Bentuk
Tidak baku :”Gue gak bisa kontrol
emosi gue, Sil”. (hal 91)
Salah satu morfem terikat pembentuk verba yang sangat produktif
dalam bahasa Indonesia adalah prefiks meng-. Alomorf prefiks meng- adalah me-, mem-, men-, meng-, menye-, dan
menge-. Mungkin karena pengaruh bahasa daerah, pemakai bahasa sering
menyingkat morf mem-, men-, menge-, meny-, dan menge-, menjadi m-,
n-, ng-, ny, dan nge-. Penyingkatan tersebut adalah ragam lisan dan
ragam tulis menghasilkan pemakai bentuk kata yang salah.
Terjadi penyingkatan morf men-, pada kata dasar “kontrol”, seharusnya kata tersebut dituliskan
secara lengkap, yaitu dengan tidak menyingkat morf dari men-, jadi
morf-morf tersebut tidak perlu disingkat.
Depdiknas (2008:730) kata kontrol berasal dari kata dasar kon.trol
n pengawasan; pemeriksaan; pengendalian; -- biologi Mik pemberatasan
hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan parasit atau musuh-musuh alam
pathogen penyebabnya; -- numerik Komp system pengendalian
peralatan dengan menggunakan program komputer;-- sosial Pol kesadaran
bersama sebagai manusia yang dibatasi oleh kekuatan yg sepadan bagi intensitas dgn
lingkungan untuk bertingkah laku dicara tertentu tanpa memandang secara
berlebih-lebihan kepentingan sendiri; me.ngon.trol v mengawasi;
memeriksa: atasan harus selalu ~ pekerjaan bawahannya; pe.ngon.trol
n 1 alat untuk mengontrol; 2 org yg (bertugas) mengontrol; pe.ngon.trol.an
n proses, cara, perbuatan mengontrol; pengawasan; pemeriksaan; ter.kon.trol
v dapat diawasi (dikontrol): penggunaan uang Negara harus ~
Bentuk yang dicetak miring diatas seharusnya dituliskan secara
lengkap, yaitu dengan tidak menyingkat alomorf dari meng-, atau dengan
kata lain morf-morf tersebut tidak perlu di singkat. Bentuk yang betul adalah mengontrol.
Perbaikan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku :”Gue gak bisa mengontrol emosi gue,
Sil”.
4.
Bentuk
Tidak baku : ”Or kamu ga kuat ngeliat
Jeni dan aku mesra-mesraan, ya?”.
(hal 23)
Salah satu morfem terikat pembentuk verba yang sangat produktif
dalam bahasa Indonesia adalah prefiks meng-. Alomorf prefiks meng- adalah me-, mem-, men-, meng-, menye-, dan
menge-. Mungkin karena pengaruh bahasa daerah, pemakai bahasa sering
menyingkat morf mem-, men-, menge-, meny-, dan menge-, menjadi m-,
n-, ng-, ny, dan nge-. Penyingkatan tersebut adalah ragam lisan dan
ragam tulis menghasilkan pemakai bentuk kata yang salah.
Terjadi penyingkatan morf me-, pada kata dasar “lihat”,
seharusnya kata tersebut dituliskan secara lengkap, yaitu dengan tidak
menyingkat morf dari me-, jadi morf-morf tersebut tidak perlu disingkat.
Depdiknas (2008:826) kata ngeliat berasal dari kata dasar li.hat
v melihat; me.li.hat v 1 menggunakan mata untuk
memandang;( memperhatikan): kepala desa ~ rakyat membersihkan selokan; 2 menonton: nanti malam kami akan ~ pertandingan tinju; 3 mengetahui; membuktikan: saya ingin ~ sampai dimana kemampuannya; 4 menilik: ~ gelagatnya,
kedatangan mereka memiliki maksud yang kurang baik; 5 meramalkan: seorang
ahli nujum atau astrolog dapat ~ nasib seseorang; 6 menengok (orang sakit); menjenguk: kami merencanakan untuk ~ kakek di rumah sakit; ~ angin mengikut saja orang banyak: tidak berpendirian; ~ arus menyesuaikan dgn situasi (politik, pendapat, dsb)
untuk keselamatan diri; ~ asam
ingin sekali; sangat tertarik (tergoda); ~ bulan datang bulan; menstruasi; me.li.hat-li.hat v
melihat sesuatu dgn sambil lalu dan santai; mari kita~ barang-barang antik ke museum; me.li.hati v memperhatikan; mengamat-amati; dia asyik ~ pacarnya dr jauh; me.li.hat.kan
ark v 1 melihat (memandang); 2 memperlihatkan; pe.li.hat n
orang yg tajam tiliknya, dapat mengetahui apa yg akan terjadi; peng.li.hat
n indera untuk melihat; peng.li.hat.an n 1 proses,
cara, perbuatan melihat; 2 apa yg di lihat; pandangan; 3 cak indera
untuk melihat; ter.li.hat v 1 dapat dilihat; kelihatan;
tampak; 2 tiba-tiba atau tidak sengaja untuk dilihat; 3 sudah
dilihat (diketahui); mem.per.li.hat.kan v meyuruh lihat;
menunjukan – bulu, ki memperlihatkan maksud (keadaan) yg
sebenarnya; ke.li.hat.an v 1 terlihat; dapat dilihat;
tampak; 2 ternyata; terbukti: sekarang barulah ~ siapa yg bersalah; ke.li.hat.an.nya
adv tampaknya;
rupa-rupanya; ~ ada yg
tidak beres dikelas ini.
Bentuk yang dicetak miring diatas seharusnya dituliskan secara
lengkap, yaitu dengan tidak menyingkat alomorf dari me-, atau dengan
kata lain morf-morf tersebut tidak perlu di singkat. Bentuk yang betul adalah melihat.
Perbaikan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku :”Or kamu ga kuat melihat Jeni
dan aku mesra-mesraan, ya?”
5.
Bentuk
Tidak Baku : “Apa ini hanya alasan
Papa yang dibuat-buat supaya Papa bisa
Nikah lagi ?” (hal 35)
Salah satu morfem terikat pembentuk verba yang sangat produktif
dalam bahasa Indonesia adalah prefiks meng-. Alomorf prefiks meng- adalah me-, mem-, men-, meng-, menye-, dan
menge-. Mungkin karena pengaruh bahasa daerah, pemakai bahasa sering
menyingkat morf mem-, men-, menge-, meny-, dan menge-, menjadi m-,
n-, ng-, ny, dan nge-. Penyingkatan tersebut adalah ragam lisan dan
ragam tulis menghasilkan pemakai bentuk kata yang salah.
Terjadi penyingkatan morf me-, pada kata dasar “nikah”,
seharusnya kata tersebut dituliskan secara lengkap, yaitu dengan tidak
menyingkat morf dari me-, jadi morf-morf tersebut tidak perlu disingkat.
Depdiknas (2008:962) kata nikah memiliki pengertian sebagai berikut
ni.kah n ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan
ketentuan hukum dan ajaran agama; hidup sebagai suami istri tanpa—merupakan
pelanggaran thp agama; -- fasid Isl pernikahan yang tidak dapat
dilangsungkan atau disahkan karena perbedaan agama, calon istri dl idah,
muhrim, dsb yg melanggar aturan perkawinan dl islam;-- gantung nikah yg
dilakukan sesuai dgn syarak (terutama dl agama islam), tetapi belum diresmikan
oleh petugas yg berwenang (suami istri belum tinggal serumah);-- sigar Isl
pernikahan dgn cara tukar menukar calon istri diantara para wali untuk
dinikahkan dgn calon suami yg telah disepakati atau untuk dirinya masing-masing
dgn suatu perjanjian tanpa mahar, hukumnya haram;-- siri Isl pernikahan
yg disaksikan oleh seorang modin dan saksi, tidak melalui Kantor Urusan Agama,
menurut agama islam sudah sah;-- tahlil Isl pernikahan yg
dilakukan oleh orang ketiga untuk menghalalkan bekas suami yg telah menjatuhkan
talak tiga untuk kembali kpd bekas istrinya; me.ni.kah v melakukan
nikah; kawin: ia akan ~ dgn seorang guru; me.ni.kahi
v mengambil
sebagai istri; mengawini: aku mau ~ nya; me.ni.kah.kan v 1 menjadikan
bersuami (beristri); mengawinkan: ia ~ anak perempuannya dgn seorang dokter muda; 2 mengadakan
upacara pernikahan untuk: Pak Camat akan ~ anaknya pada akhir bulan ini; ber.ni.kah v menikah; per.ni.kah.an n 1 hal (perbuatan)
bernikah; 2 upacara bernikah: dia akan menghadiri ~ saudaranya.
Bentuk yang
dicetak miring diatas seharusnya dituliskan secara lengkap, yaitu dengan tidak
menyingkat alomorf dari me-, atau dengan kata lain morf-morf tersebut
tidak perlu di singkat. Bentuk yang betul adalah melihat. Perbaikan dari
kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku : “Apa ini hanya alasan Papa yang dibuat-buat
supaya Papa bisa
menikah lagi ?”
6.
Bentuk
Tidak Baku : ”Tapi aku gak nyangka
dampaknya seperti ini”. (hal 28)
Salah satu morfem terikat pembentuk verba yang sangat produktif
dalam bahasa Indonesia adalah prefiks meng-. Alomorf prefiks meng- adalah me-, mem-, men-, meng-, menye-, dan
menge-. Mungkin karena pengaruh bahasa daerah, pemakai bahasa sering
menyingkat morf mem-, men-, menge-, meny-, dan menge-, menjadi m-,
n-, ng-, ny, dan nge-. Penyingkatan tersebut adalah ragam lisan dan
ragam tulis menghasilkan pemakai bentuk kata yang salah.
Terjadi penyingkatan morf me-, pada kata dasar “menyangka”,
seharusnya kata tersebut dituliskan secara lengkap, yaitu dengan tidak
menyingkat morf dari me-, jadi morf-morf tersebut tidak perlu disingkat.
Depdiknas (2008:1222) katanyangka memiliki kata dasar sangka. 1sang.ka
1 v duga; kira 2 n keraguan; kesangsian; syak. Me.yang.ka
v 1 menduga; mengira: 2 mencurigai; menaruh syak. Me.nyang.ka.kan
v 1 menganggap (spt); mengira (sbg); menduga akan: 2 menyangsikan:
sang.ka.an n 1 dugaan, perkiraan,: 2 keraguan;
kesangsian: ter.sang.ka v 1 diduga, dicurigai: 2 telah
disangka berdasarkan keterangan saksi atau pengakuannya sendiri: ber.sang.ka
v 1 menduga, mengira:2 menaruh sangsi (syak);
mempunyai kesangsian: per.sang.ka.an n perihal bersangka. 2sang.ka
n 1 kulit kerang besar (untuk terompet dsb); 2 sangkakala
Bentuk yang dicetak miring diatas seharusnya dituliskan secara
lengkap, yaitu dengan tidak menyingkat alomorf dari me-, atau dengan
kata lain morf-morf tersebut tidak perlu di singkat. Bentuk yang betul adalah menyangka.
Perbaikan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku :
”Tapi aku gak menyangka dampaknya seperti ini”.
Daftar Pustaka
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis
Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta:
Jaya Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional.
2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Majalah Story. 2010. Story
Teenlit Magazine Edisi 6. Jakarta: Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar